Air Terjun Watu Jonggol |
Air terjun yang kita kunjungi kali ini adalah air terjun kedua yaitu Air terjun Watu Jonggol. Untuk sampai ke air terjun ini dari Pasar Plono kita ambil kanan. Jalan yang kita lalui lama kelamaan akan menanjak. Selanjutnya akan ada petunjuk "selamat datang di desa wisata". Dari petunjuk ini kita ambil kiri dan mengikuti jalan yang ada. Selanjutnya kita akan menemukan pertigaan kita belok kiri. Akhirnya sampailah kita di air terjun yang dimaksut.
Untuk bisa sampai air terjun ini kita harus berjalan kebawah melalui jalan setapak terlebih dahulu. Biaya untuk masuk ke air terjun ini geratis. Hanya butuh bayar dua ribu perak saja untuk parkir di rumah penduduk.
Sebenarnya air terjun Watu Jonggol ini tergolong kecil. Namun demikian sebenarnya masih banyak sekali potensi yang masih bisa dikembangkan dengan adanya air terjun iNi. Sumber air terjun ini pun sangat jernih, jadi sangat segar untuk mandi atau bermain air.
Sepulangnya dari air terjun kita disarankan untuk sekalian menuju kebun teh. Namun kita tidak tertarik dan langsung turun. Sesampainya di pertigaan pasar plono ternyata rem salah satu teman blong. Akhirnya kita sekalian ganti kampas rem di bengkel deket pasar. Sambil menunggu motor, kita membeli es campur yang murah meriah. Setelah itu masih di tambah bakso tusuk yang rasanya mengingatkan kita pada masa kecil dulu.
Sambil nunggu motor, kita juga ngobrol sama tukang bengkelnya. Dia bilang,"Ngapain sampai air terjun tapi gag sekalian ke kebun teh,disana pemandangannya lebih indah". Bapak tukang bengkelnya cerita dengan lihai dan berhasil meyakinkan kita untuk datang ke kebun teh dengan expectasi bakal liat pemandangan borobudur plus jogja dari atas sana.
Usai motor selesai di pasang kampas, kita pun memmutuskan untuk naek lagi. Usai solat.kita pun naik lagi menuju lokasi yang dimaksut. Tapi jangan harap jalannya semakin oke yaaa!!. Ketika sudah mau sampai kebun teh jalanan semakin rusak plus menanjak. Kita sampai harus menuntun motor dan berusaha agar motor tidak terjebak di tanah yang basah dan licin.
Sanpai di atas, semua diluar expextasi apa yg diceritakan bapak bengkel tadi. Akhirnya kita hanya membuka bekal d atas kebun teh di temani pemandangan perbukitan plus photo bareng.
Usai makan makan dan puas photo photo, saat turun ternyata ada pemuda desa yang bilang bahwa "sebenarnya lebih bagus kalau lewat muter ke arah tadi". Hah kita sedikit kecewa, karena apa yang dimaksud tukang bengkel tadi pasti harusnya lewat jalan itu jadi kita bisa sapet view borobudurnya.
Tapi saat itu hari semakin mendung dan kita memutuskan untuk tetep turun lewat jalan yang rusak tadi.
Ini ni, pemandangan air terjun dan kebun tehnya:
Di atas Kebun Teh |
Foto bareng deRanger |
Aku radijak....
BalasHapusMkakasih infonya
BalasHapusKanker Paru