Sekitar pukul enam pagi Gembeler kembali menjamah Stasiun Kota Baru
Malang. Aku mengantri tiket Penataran kereta jurusan Malang-Gubeng. Di depan
loket sudah tertulis “Tiket Panataran 07.00 Habis”. Hemmm berarti kemungkinan
berangkat jam setengah sepuluh nih. Dan berarti pula jadwal kedatangan kereta
Panataran di Gubeng akan mepet dengan jam keberangkatan Kereta Sritanjung yang
sudah kita pesan dua hari yang lalu. Aku masih mengatri dan Paimin tepar di
kursi tunggu stasiun tidak kuasa menegakkan kepalanya. Tibalah giliranku di
depan loket.
“Mbak,
Penataran yang jam tujuh habis ya?” Aku berharap jawabanya tidak sama dengan
tulisan yang dipampang di depan mataku persis.
“Mmmm”,
Agak mikir mbak petugas loketnya menjawab.
“Kalo gak
pakai tempat duduk bagaiman?”, Mbaknya menawarkan.
“wah, mau
mbak, gak papa”, aku menjawab gembira karena tidak dapat tempat duduk bukan
masalah, cuma dua setengah jam juga. Kalo pun nantinya salah satu Gembeler
protes kok gak dapet tempat duduk, aku akan jawab “Masalah buat Loe???
Hampir
pukul tujuh, Gembeler pun masuk ke Stasiun melewati jalur bawah tanah dan
sampailah kita ke Jalur 3 tempat Kereta Penataran nantinya berhenti. Sampai di
jalur 3, yang dicari Paimin adalah apapun yang bisa untuk duduk karena
lagi-lagi kepalanya tak kuasa tegak lagi. Duduk diatas tangga untuk naik kereta
dan bersenderkan pilar stasiun Paimin tidur jauh di alam bawah sadar.
Pukul
tujuh lebih, Kereta Penataran datang. Kita segera memasuki gerbong sesuai
dengan gerbong yang tertulis di karcis dengan tetap berharap mendapatkan tempat
duduk meskipun di karcis tertulis dengan tebal, “Tanpa Tempat Duduk”. Kita
masuk gerbong dan berjalan menelusuri setiap tempat duduk, berharap ada yang
kosong. Hmm memang benar cerita di beberapa chapter sebelumnya,”Gembeler Selalu
Berjodoh dengan Toilet”. Kali ini pun Gembeler juga dapet tempat duduk di
belakang Toilet. Dari semua tempat duduk di gerbong itu, empat tempat duduk di
situ lah yang masih kosong.
Gembeler
pun segera duduk di tempat duduk tersebut. Sepanjang jalan gembeler
menghabiskan waktu untuk tidur dan sesekali ketawa mengenang kejadian semalam
di Batu. Setiap kereta berhenti di Stasiun,
Gembeler selalu merasa dag dig dug, berpikir jangan-jangan si pemilik tempat
duduk naik dari stasiun pemberhentian itu. Setiap pemberhentian di Stasiun,
Gembeler memasang ackting jitu dengan tidur nyenyak dan kadang-kadang memasang
jurus sembunyi titisan Suzana.
Memang
nasib baik berpihak kepada Gembeler. Dari beberapa stasiun pemberhentian,
gembeler selalu terhindar dari cek-cok perebutan tempat duduk. Padahal di
gerobong kita hampir di setiap stasiun pemberhentian selalu diwarnai dengan
perebutan tempat duduk karena penumpang yang naik dari stasiun pemberhentian
tersebut merasa sudah membeli tiket dengan tenpat duduk tersebut. Hmm Gembeler
Cuma cengar-cengir!!
Asyik
tidur, tiba-tiba kereta mendadak berhenti. Jeszzzzzzzzzzz. Kereta berhenti di
atas Jembatan sungai yang cukup lebar. Hmmm kita berada di Gerbong 2 yang
berada di posisi aman sedangkan beberapa gerobong di belakang gerbong 2 heboh
ketakutan karena gerbong mereka berada di atas sungai persis. Tak tau
penyebabnya apa, sekitar lima belas menit berhenti, kereta pun berjalan
kembali.
Pukul
09.30 aku smsdi teman lama.
“Kethuk
endi rek?”
“ngopo?
Aku dah mau sampei Gubeng?” aku menjawab.
“oke, aku
Otw Gubeng?” Mbak tin menjawab.
“Hah, apa,
km gak sah ke Gubeng kasian Dela!” aku kembali menjawab.
Beberapa
lama menunggu jawaban, MbaK Tin gak segera menjawab. Mungkin memang benar sudah
berangkat ke Gubeng. Mbak Tina adalah salah satu kawan lama yang dulu sama-sama
kuliah di UGM. Mbak Tina sudah menikah dan memiliki satu orang putri bernama
Dela. Mbak Tina yang orang Bojonegoro bekerja di Surabaya bersama suaminya yang
juga bekerja di Surabaya. Mbak Tina adalah seorang maniak belanja. Apalagi
belanjanya di Pasar Beringharjo. Kalo mengenang masa-masa kuliah dulu, masih
ingat aku seharian mengahabiskan waktu hanya untuk berbelanja dimulai dari
kawasan Malioboro ke selatan, masuk ke Pasar Beringharjo, masuk ke Mirota
Batik. Usai di situ bisa diteruskan lagi mencari sepatu di belakang hotel Ina
Garuda. Setelah itu menuju Mirota Kampus dan hingga pukul delapan malam baru
mengakhiri belanja dengan makan di Kolam Ikan salah satu warung penyet di
Belakang RS Sardjito.
10.20
Gembeler baru sampai Gubeng karena kereta yang sempet macet tadi. Sampai
Gubeng, Gembeler cuci muka di Gubeng Baru dan setelah cuci muka bertemulah
Gembeler dengan Mbak Tina bersama Dela. Mbak Tina berencana mengajak kita ke MonumenKapal
Selam di dekat stasiun. Namun apa daya perut kita sudah sangat kerencongan dan
akhirnya kita singgah dulu di Warung Sederhana. Kata Mbak Tina, Warung ini pernah
disambangi Pak Bondan Winarno. So, Mbak Tina Merekomendasikan warung ini. Aku dan
Croch Girl memesan Nasi Campur. Nasi berisi beberapa lauk eperti sepotong
daging sapi, oseng-oseng kikil, tempe kering, oseng kacang dan sesendok sambal
di pinggi piring. Rasanya sederhana seperti nama warungnya tapi terasa sangat
nikmat karena perut yang belum diisi sejak pagi tadi. Paimin memesan soto ayam.
Tetapi sayang bayangan soto seperti Probolinggo tidak tersampaikan. Rasa soto
di deket stasiun ini masih kalah kalu dibandingkan dengan soto di Probolinggo
yang kaya akan rempah-rempah khas Jawa Timur. Yeyek memesan rawon. Rasa Rawon
lumayan enak menurut Yeyek. Dan walhasil habis semua dah tanpa tersisa.
Satu hal
yang bikin Gembeler malu adalah ketika kita harus membayar. Aku menuju ke kasir
dan walaa aku keduluan suami Mbak Tina. Hemmm kita jadi geretongan dah!!!. Para
Gembeler malu-malu padahal dalam hatinya berbahagia. Hmm sekali lagi Gembeler
menemukan orang baik di Surabaya!!
Usai makan di pojok Stasiun Gubeng ini kita menuju Monumen
Kapal selam dengan berjalan kaki. Untuk masuk ke Monumen diharuskan membayar
tiket masuk sebesar 5ribu rupiah. Monumen kapal selam yang terbesar di Asia
Tenggara ini berbentuk kapal selam yang berada di pinggir sungai. Di dalam
kapal beberapa peralatan, mesin hingga ruang-ruang para awak kapal masih
dirawat untuk memberikan pembelajaran bagi para pengunjung. Di dalam kapal juga
terdapat guideyang menerangkan
beberapa bagian dari kapal tersebut. Usai keluar dari kapal kita meneruskan
masuk ke dalam ruang video. Disini akan disajikan video sejarah perkembangan
kapal selam di Indonesia termasuk sejarah Kapal Selam yang dijadikan Monumen
ini
Menggrayangi Museum Kapal Selam |
Jadwal
keberangkatan Kereta Sritanjung dari Gubeng adalah pukul 13.25. Pukul 12 siang
Gembeler pun menjamak sholat Dzuhur dan
Ashar di musola Monumen tersebut. Usai bernostalgia dengan bercerita dan
berfoto di taman Monumen, Gembeler pun pamit meninggalkan Surabaya.
Pukul 13.25 Gembeler sudah berada di dalam kereta setelah sebelumnya kita sudah membeli dua bungkus Biskuat dan empat botol air mineral. Itulah bekal kita untuk sampai ke Jogja. Sekali lagi cerita “Gembeler Selalu Berjodoh dengan Toilet” memang benar adanya. Kali ini, Gembeler mendapat nomor tempat duduk 3D,3E,4D dan 4E dan dibelakang kita adalah toilet. What ever !!, yang jelas kita tetap asyik duduk di situ dan bersenda gurau hingga terpingkal-pingkal.
Searah Jarum Jam Judulnya adalah: ‘Saking Kepinginya Jajan’, BB Baru Guwe’, ‘Tau aja kalo guwe gak mandi 3 hari, ‘Yang penting bisa jadi properti ngek-ngok’ |
Perjalanan
Surabaya – Jogja merupakan perjalanan mengenang cerita perjalanan kita yang
penuh dengan epik, elegi dan cerita konyol. Sembari bercerita sesekali kita
akan disodorkan dagangan para pedagang asongan di pangkuan kita. Dan saat itu
pun menjadi cerita konyol bagi para Gembeler. Sandal pijat sehat 15 ribu bagi
Yeyek lebih mirip dengan BB. Satu slogan Yeyek yang selalu bikin kita ngekek
adalah “ Aku juga pengen Jajannnnnn”. Kata kata itu iya luncurkan spontan
ketika ada seorang anak peminta-minta yang meminta uang dengan mengadahkan
uangnya ke Yeyek dan dengan wajah melas bilang pada Yeyek, “Mbak buat Jajan!”.
Mendengar jawaban Yeyek si peminta-minta hanya melongo!!. Hahaha.. Cerita
Gembeler memang tak pernah habis. Pun juga hingga hari ini ketika kita sudah
tidak merasakan pegalnya kaki dan pundak.
Senin, 23
Januari pukul 19.45
Gembeler
kembali Ngehitz di Jogja!!!
Mkakasih infonya
BalasHapusKanker Paru