12.30 sampailah Gembeler di Terminal
Bayu Angga, Proboligga. Kita diturunkan di depan terminal dan jalan kaki masuk
ke terminal. Gembeler mencari Bus jurusan Malang. Dan kembali lagi Bus Akas
yang kita dapati. Tanpa lama-lama kita langsung masuk ke bus dan sekitar lima
menit menunggu, bus pun berangkat.
Tidak seperti
perjalanan Malang-Porbolinggo sebelumnya, perjalanan kali ini bener-bener bikin
kita terpental ke-kiri ke-kanan tahan nafas dan terjedog kursi di depan kita.
Supir AKAS kali ini ugal-ugalan!!. Alhasil kita tidak bisa tidur senyenyak
waktu berangkat kemarin. Perjalanan hanya di isi dengan menolak dagangan para
asongan yang serta merta menaruh makanan atau daganganya di pangkuan kita.
Karena
ugal-ugalan, Meskipun jalanan macet Gembeler sampai di Malang lebih cepat
meskipun kita terkadang harus berteriak karena sang sopir ngerim mendadak
menghindari sesuatu di depannya.
14.45 Gembeler kembali menjamah terminal Arjosari Malang. Croch
Girl mengingatkan kembali Gembeler kalo kita harus mencoba “orem-orem”. Saat
berangkat dari Terminal Arjosari ke Probolinggo Croch Girl melihat penjual
orem-orem di sekitaran Arjosari. Kita pun memutuskan jalan kaki berharap
bertemu dengan penjual orem-orem. Orem-orem adalah salah satu makanan khas
Malang. Kita belum mengetahui bagaimanakan bentuk dari orem-orem sendiri. Sayang
sayalala saat kita menulusuri sepanjang jalan di sekitaran Arjosari kita tidak
menemukan penjual orem-orem yang Corch Girl.
Gembeler pun beralih pada list kuliner yang sudah kita tentukan
sebelumnya. Dari peta kuliner yang kita lihat ternyata kawasan yang paling
banyak menjual makanan khas Malang adalah di jalan S.Parman. Kita pun
meninggalkan Arjosari dengan jalan kaki untuk menuju Jalan S.Parman. Sebelumnya
Gembeler bertanya ke petugas SPBU di dekat terminal, dan mereka bilang kalo
arah jalan S.Parman ke arah utara. Berjalan di tengah siang menjelang sore yang
terik. Kita bener-bener merasa jalan yang dilewati sangat panjang dan tak juga
putus. Gembeler Ngos-ngosan!!! Sesekali Gembeler mengelus mobil yang parkir di
pinggir jalan dan membayangkan bisa duduk manis di dalamnya menuju Jalan S.Parman.
Longok kanan-kiri tak ada angkot yang lewat jalan itu. Gembeler Ngos-ngosan!!!
Tiba-tiba... dari arah belakang ada mobil box putih
yang berhenti di belakang kita. Kode dari supir mengisaratkan Gembeler untuk naik
ke box belakang. Waaaaaaa!!!!! Apa??? Yups, sorak sorai dan ketawa ngekek pun
keluar dari mulut Gembeler sembari berusaha naik ke mobil box.
Ngek-ngok di
N9910
|
Seperti
dipersiapkan untuk Gembeler, mobil box yang sedang mengangkut semacam almari
bufet ini masih memiliki space yang
lumayan untuk para Gembeler. Sopir menyakan mau tujuan mana. Dan Gembeler
menjawab serentak “Jalan S.Parman!!!”. Gembeler pun duduk di belakang mobil
box. Semilir angin menerpa setiap helai rambut dan jilbab Gembeler. Wuihh...heboh
di atas box. Beberapa kali Corch Girl selalu nyeletus”kemana kita akan
diculik?” Hmmmm berlebay nian si Corch Girl ini.
Sampai di
bilangan Jalan S.Parman dekat dengan toko elektronik Suharto mobil box
berhenti. Kita pun turun dan “makasih pak...!!!!” serentak lagi, Gembeler
mengucapkan terima kasih pada pak sopir mobil box. Sekali lagi kita menemukan
orang baik di Malang!!!! So cwieeetttt!!. Dan aku sangat ingat sekali N9910D,
nomor polisi mobil box yang memberikan tumpangan pada kita.
Gembeler menentukan
untuk membeli Cwie Mie terlebih dahulu. Alternatif Cwie Mie yang ada di Malang
adalah Hot Cwie Mie, Cwi Mie Gang Jangkrik dan Cwi Mie Depot 51. Dari semua itu
rekomen dari internet adalah Cwi Mie di Depot 51. Depot 51 ini berada di salah
satu gang yang dekat dengan permpatan lampu merah dan masih dalam bilangan
Jalan S.Parman. Gembeler pun jalan menyusuri Jalan S.Parman. Berasa lama sekali
Gembeler menemukan perempatan lampu merah. Kita sempat terhenti di kawasan
Glintung. Ternyata di kawasan ini merupakan tempat Pecel Glintung yang terkenal
itu. Mengira depot 51 Cuma dekat dengan Kawasan Glintung ini, kita mengurungkan
niat untuk membeli pecel tapi mengejar Cwie Mie terlebih dahulu.
Gembeler
masih berjalan dan masih Ngos-ngosan dengan perut yang keroncongan. Setiap
orang yang ditanya mereka selalu tidak bisa menjawab lokasi depot 51.
“Pak
daerah Bilangan Jalan S.Parman sebelah mana ya?” Paimin bertanya.
“ini mas
Jalan S.Parman!” bapak-bapak menjawab dan Paimin menyudahi pertanyaan.
Rata-rata
setiap orang yang bertanya menjawab seperti itu. Dan usut punya usut ternyata
Paimin mengira kata “bilangan” yang ditulis di petunjuk adalah nama suatu
wilayah di Jalan S.Parman. Dubrak!!!~~~~
Setelah
kita membaca keterangan dari list kuliner kita, ternyata Depot 51 tidak
memasang plakat di depan warungnya sehingga memang sulit untuk mencarinya
apalagi lokasinya berada di suatu gang.
Setelelah
beberapa waktu berjalan, akhirnya Gembeler bertemu dengan perempatan lampu
merah. Sebelum lampu merah kita sudah menemukan Hot Cwie Mie salah satu
alternatif tempat membeli Cwie Mie di Malang. Tapi dasar Gembeler gila, tujuan
kita tetap satu yaitu Cwie Mie di Depot 51 seperti rekomendasi dari list
kuliner kita. Berjalan sedikit dari Hot Cwie Mie di situ kita melihat ada pos
polisi dan ada dua orang Polisi yang sedang berjaga. Kita pun nyamperin pak
Polisi.
“ Pak mau
tanya, tau Depot 51 ga ya pak?”
“waduh itu
apa?” Polisi menjawab
“warung
Cwie Mie”
“Owww
kagak kalau Cwie Mie setau saya ya di Gang Jangkrik sana” Polisi menjawab.
Mendengan
jawaban Pak Polisi itu, Gembeler galau. Yang dicari Gembeler adalah depot 51
bukan Gang Jangkrik pula. Karena menurut cerita di list kuliner Gembeler, untuk
bisa membeli Cwie Mie di depot ini terkadang harus bergantian antri tempat
duduk saking ramenya. Kita pun berjalan kembali berharap menemukan depot 51.
Baru beberapa langkah meninggalkan Pos Polisi, Gembeler berhenti di depan suatu
gang. Terlihat ada rumah di dekat gang memiliki nomor 49, dan aku pun nyeletuk
”kalo
rumah ni 49 berarti depot 51 satunya disebelahnya!!!”.
di Perdaya
Polisi..!!Hag..hag..hag (depotnya dibelakang polisi persis)
|
Karena
gagal menikmati Cwie Mie Depot 51. Gembeler pun beralih pada alternatif makanan
berikutnya. Cwie Mie Gang Jangkrik!!!. Yups karena namanya yang sedikit
nyentrik kita pun meninggalkan Depot 51 menuju Gang Jangkrik. Lokasi Gang
Jangkrik gak begitu jauh menurut Pak Polisi hanya 500 meter. Gembeler pun
berjalan dan akhirnya menemukan Cwie Mie Gang Jangkrik. Tapi baru berada di
depan Gang Jangkrik, Gembeler merasa tidak tertarik masuk ke warung tersebut
selain terlihat mahal warung juga menggantung daging yang menurut kita lebih
mirip dengan daging Ngok-ngok. Jadi enggan lah kita masuk. Akhirnya Gembeler
kembali memutuskan mencari alternatif lain. Gembeler memilih bakso khas Malang
tapi di Warungnya Cak Man. Tertarik dengan Warung Cak Man karena disini bakso
diolah dengan cara bermacam-macam termasuk dengan cara dibakar.
Dari list kuliner diketahui bahwa lokasi Warung Cak Man berada di
depan Rumah Sakit Lavallete. Gembeler kembali berjalan kaki. Dari info seorang
tuakng parkir di depan Gang Jangkrik diketahui bahwa Rumah Sakit Lavallete
tidak begitu jauh. Akhirnya kita memutuskan untuk berjalan kaki kembali.
Wuih...ternyata jauhnya lokasi Rumah Sakit Lavallete lumayan menguras keringat.
Di perjalanan kita sempat bertemu dengan mobil box putih. Serta merta Gembeler
teriak!! Huffffttttttttttttt!!! Teriakan semakin menyayat ketika kita melihat
ada toko meubel disitu.”Jangan jangan..jangan jangan... itu mobil box yang kita
tumpangi” celetuk Gembeler. Semakin mendekati mobil box teriakan gembeler
berhenti. Nomor polisi mobil tidak sama dengan mobil box yang kita tumpangi
lagi. Coba kalau sampai sama, betapa kecewanya kita karena meminta berhenti di
Jalan S.Parman.
Belum sampai Rumah Sakit Lavallete, kita tertarik
dengan bakso yang satu ini. Bakso President!! Sedjak 1977!!! Karena perut sudah
keroncongan dan melihat ujung jalan menuju Lavallete sepertinya masih jauh kita
memutuskan masuk ke Bakso president. Bakso President berlokasi di Jalan Rawas
bersebrangan dengan rel kereta api. Sensasi yang didapat di warung bakso ini
adalah adanya kereta api yang lewat saat kita makan bakso. Harga satu porsi
bakso di warung ini bermacam-macam tergantung pemilihan isi bakso. Untuk bisa
mendapatkan bakso di warung ini tidak mudah karena terkadang kita harus
mengantri untuk mendapatkanya.
Bakso President!Yummyy..
|
15.40 kita
sudah siap dengan bakso di depan meja. Lahap kita menyatap bakso. Bagaimanapun
juga, rasa masakan dari daerah aslinya memang lebih top markotop and Ngeblasss
abiss. Hmm yummmi...Satu lagi yang ku pesan di sana yaitu es campur. Untuk rasa
es campurnya standar sekali mungkin kalau anda-anda pembaca pengen membeli es
disana mending pilih es buahnya sadja.
16.00
Gembeler menjamak sholat Dzuhur dan Ashar. Usai sholat kita serta merta
berencana pergi ke Kota Batu dan akan menghabiskan malam imlek di Kota Batu
Malang. Untuk itu gembeler segera bergegas mencari angkot menuju Kota Batu. Wow
apa lagi yang bakal Gembeler temui di Batu????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan coment disini!! Isikan nama anda dengan klik colom pada "beri komentar sebagai" Isikan pula URL/alamat blog anda