Sepulang makan Mie Godong, Gembeler
menuju kamar masing-masing untuk segera bersitirahat. Tetapi sbelumnya kita
kumpul di BaseCamp Gembeler di kamar pria. Sebagai Gembeler yang Ngeblashhh
abis kita punya ide brilian untuk menghangatkan tubuh kita saat esok hari harus
ke Pananjakan dan Bromo.
Ini ide
Paimin. Paimin mencoba slimut cantik dari hotel. Slimutnya berwarna pelangi
dengan warna yang berbeda tetapi motif garis garis berwarna pelangi yang sama.
Selimut ini akan Paimin gunakan sebagai penutup dada dan syall. Gembeler pun
bersepakat kalo kita semua akan foto gila pakai selimut pelangi cantik ini saat
di Pananjakan nanti. Semua isi dalam ransel Gembeler pun di keluarkan dan
Selimut Pelangi Cantik kita masukkan ke ransel.
Usai
cekak-cekikik menertawakan tingkah kita dan membayangkan betapa gilanya
Gembeler esok pagi di Pananjakan dan Bromo kita pun diserang rasa kantuk yang
sangat. Gembeler wanita pun pulang ke kamarnya masing-masing.
Kita
Molor..~~~~~
03.45
pagi, hari Minggu. Aku bangun pertama kali. Langsung saja aku mencuci muka dan
menyikat gigi. Aku mengetuk pintu kamar Yeyek dan Croch Girl untuk membangunkanya.
Paimin ku bangunkan pula dan dia segera memasukkan apa yang perlu dibawa. Begitu
juga aku segera berbenah
Kita siap
di depan kamar. Semuanya sudah keren abisss. Semuanya tak lupa membawa ransel
dan aksesoris yang sudah dibeli kemarin malam. Delapan slice roti tawar tak
lupa dibawa.
Oke, kita tengok gaya masing-masing
Gembeler!.
Paimin menggunakan jaket hitam dan
celana pensil hitam stockwell punya.
Topinya yang Joshua abiss tak lupa digunakan matching denga kaus kaki abu-abu yang terbelah dua mengikuti alur
jempol kakinya dan sandal coklat merek Lotto.
Satu ransel merek bodypack juga dibawanya, tidak lain tidak bukan berisi delapan
slice roti tawar, satu botol air mineral dan tak ketinggalan selimut pelangi
cantik.
Yeyek tidak menggunakan jilbab Pai Sucen kali ini. Dia hanya
menggunakan jilbab ninja warna Pink dipadukan dengan topi warna pink. Kaus
kakinya tidak berawarna pink keseluruhan tapi punya nuansa pink. Kaus tangannya
berwarna merah pink, sedikit masuk lah sama topinya. Sandal gunung yang
berlebel “ mountain wear” nampak nyaman di kakinya. Tak lupa tas ransel juga
digendongnya tak lain dan tak bukan berisi selimut pelangi cantik.
Corch Girl menggunakan Topi berwarna coklat dan jacket merah yang
ia dapat dari diklat prajabatan. Kaus tanganya berwarna pink senada dengan
sepatu croch yang ngblassss abis!. Semuanya ga macth tetapi tetep gaul abis karena sepatu crochnya. Tas ransel
Exsport juga bergelayut di punggungnya berisi selimut pelangi cantik.
Aku sendiri menggunakan topi hitam, kaus tangan hitam, kaus kaki
hitam, jacket hitam, jeans hitam, sandal gunung abu-abu hitam, kaca mata frame
hitam dan ransel hitam. Meskipun ranselku hitam, tapi berisi selimut pelangi
cantik nan menawan seperti halnya aku. Meskipun semuanya bernuansa hitam tapi
hatiku tetap indah seindah pelangi. Wakakkaa ~~~sighhhhhhhhh~~~
Di luar kamar ternyata para bule sudah
bersiap untuk menuju Pananjakan dan Bromo termasuk si bule gila. Gembeler so confiden dengan gaya ala fasion mountain
kaya gini. Semua mata tertuju pada langkah kita. Dan salah satu bule mendekati
si Yeyek.
“Wa....You Are The Most Fashionable in
Mountain..”
Dan tanganya di tepukkan di tangan
Yeyek dan Yeyek membalas beradu tangan. Dan saat itulah si Yeyek dinobatkan
sebagai” The Most Fashionable in Mountain”.
Kita sudah cukup heboh dengan gaya
kita, belum lagi kalo nanti selimut pelangi cantik kita pakai. Hmmmm tapi tetep
aja masih ada yang melebihi gaya kita. Tak lain dan tak bukan adalah si bule
gila tadi.
Kita melongo ~O~
Bule yang memiliki empat personel itu semuanya menggunakan
Dasi...hmm fashionable bangets kan? Salah satu bule yang mirip dengan suaminya
Marsyanda menggunkaan kaos lengan panjang dipadukan dengan kaos basket yang
menutupi lututnya di luar kaos panjangnya, masih ditambah lagi dasi loreng
bergelayut di lehernya. Boneka Dino hijau juga tak pernah luput dari keteknya,
selalu mereka bawa dan diajak berfoto layaknya manusia.
Si Bule Gila, 4
bule ini make dasi di Pananjakan dan selalu bawa boneka dinonya yang mereka
panggil “Mario”
04.05 kita
naik Hardtop. Kita berempat berada di bagian belakang Hardtop dan ada satu bule
masuk dan duduk di dekat sopir. Kita bareng dengan satu bule backpacker asal
Nederland. Dia adalah seorang akuntan dan sedang menikmati Indonesia hampir
setengah bulanan. Sebelumnya si bule keriting yang bernama Nick ini sudah dari
Yogyakarta dan beberapa hari kedepan akan meneruskan perjalanan ke Bali. Satu
pesan untuk Paimin dari Nick adalah ”senang rumahnya deket dengan Borobudur, So
kalo ke Borobudur bisa jalan kaki coz Cuma 20 KM”.
Paimin
Melotot. *_*.
Topi Bromo yang
Joshua Abiss n Nick asal Nederland
Sudah
diisi dengan empat orang, sopir bilang kalo masih ada dua orang lagi. What!!!??
Dua orang???. Katanya Cuma bisa diisi enam orang. Hmm bakal penuh ni Hardtop.
Benar saja, kita berhenti di depan suatu hotel dan sepasang bule kakek nenek
masuk ke Hardtop. Yang kakek-kakek duduk di dekat Nick di depan dan yang
nenek-nenek duduk di belakang bersama kita. Hmmm penuh sesak apalagi si nenek
bule duduk bersama paimin yang punya pantat lebar...Croch Girl kegencet.
Muncul dua
kakek nenek bule ini percakapan dengan Nick terhenti. Seperti menemukan sanak
saudara, mereka berbicara dengan bahasa Belanda. Kita cuma melongo dah.
Setengah Lima
kurang, kita sudah sampai di Pananjakan. Tapi kita masih harus berjalan
melewati jalan setapak yang naik dan terjal. Hmm satu hal yang perlu
diperhatikan dalam melewati jalan disini adalah adanya ranjau darat alias eek
kuda. Hmmmm lagi dah gembeler mencium bau gak sedap meski baunya tidak lebih
parah dibanding bau toilet di kereta. Karena hari itu lumayan banyak
pengunjung, penyewaan kuda juga lumayan banyak. Kita juga perlu hati-hati
dengan kuda yang lalu lalang karena kalo ga hati-hati bisa-bisa kita dicium
kuda.Untuk
menyewa kuda naik ke Pananjakan para pemilik kuda menawarkan harga 75ribu
rupiah.
Gembeler sendiri tidak tertarik akan hal itu. Selain kurang menantang,
duit menjadi alasan utama. Selain penyewaan kuda juga ada penjualan senter. Lampu
senter sangat dibutuhkan untuk melihat jalan yang terjal dan menghindari ciuman
kuda dari depan. Untuk lampu kecil yang bisa menggantikan senter dijual seharga
5ribu rupiah.
View di
Pananjakan n Bromo Creater
Limabelas
menit hingga dua puluh menit perjalanan naik Pananjakan akan terbayar dengan
view yang so wonderfull. Pukul 04.45
kita sudah sampai di salah satu spot yang dapat digunakan untuk melihat
sunrise. Sejenak kita solat subuh menggunakan alas mantel yang kita pinjam dari
Backpacker lain. Usai sholat kita meneruskan perjalanan meniti tangga hingga
puncak Pananjakan.
4.50 kita
sampai di posisi yang ciamik buat liat Sunrise. Di situ banyak penjual minuman
panas dan gorengan khusunya pisang selain itu juga ada kentang rebus. Lama kita
berfoto di tempat ini hingga bertemulah kita kembali dengan bule gila yang satu
hotel dengan kita
.
Si bule
ternyata paling heboh di Pananjakan. Masih dengan bonekanya mereka foto gila di
sana. Mulai dari foto dengan penjual minuman dan gorengan yang mirip tukang
fotocopy di Wisuda Jalan Kaliurang hingga foto tanpa baju bersama boneka dino.
Heboh
sekali bule-bule ini. Gayanya Gila abis..heboh abisss...dan Ngbalssssss abiss.
Jadi bukan
hal aneh kalo kita para Gembeler yang dinobatkan sebagai The Most Fashionable
in Mountain kalah Ngeblasss sama si Bule Gila.
Eh
tapi..se Ngeblasss-Ngeblassnya si Bule Gila, lebih Ngblasss..yang satu ini
dong..!!!!
Keren
gila..!!semboyan Paimin”Beautifull is Pain” sudah mendarah daging di jiwa ibu
yang satu ini.
Dan
menurut anda siapakah The Most Fashionable
in Mountain?
Yeyek Kah?
Si Bule Gila?
Atau si Ibu ini ?
Ibu
Miaw Herrr...
blog aku baru,,,, :P
BalasHapus