Kamis, Desember 22, 2005

Happy Mom day

Saat itu aku masih kelas Tiga SD, tepatnya 11 tahun yang lalu pada tanggal yang sama. Sejak pagi dan beberapa hari yang lalunya aku tidak menggunakan uang jajanku yang hanya duaratus rupiah perharinya. Aku mencoba mengumpulkan uang. Hingga hari itu ,uang terkumpul seribu rupiah, saat itu seribu rupiah merupakan nilai yang sangat besar bagiku dan aku senang aku dapat mengumpulakannya. Sepulang sekolah aku segera berlari dan mengganti seragamku ( karena ibuku selalu marah ketika aku tidak mau mengganti baju seragam dan langsung pergi bermain). Dengan kebingungan aku berpikir aku akan beli apa dengan uang seribu ini. Aku pun segera bergegas kewarung dekat rumahku, Warung MasIpung namanya. Di situ aku melihat dan berputar putar melihat harga yang tertempel pada tiap barang yang dijualnnya. Aku kebingungan dan aku berpikir hanya satu barang yang aku anggap pantas dengan harga yang tidak begitu jauh dari seribu, yaitu berharga seribu empatratus lima puluh rupiah. Harga itu tertempel pada sampho yang saat ini aku sudah lupa namanya. Karena uang ku yang hanya seribu rupiah aku kembali pulang meski menahan malu yang hanya datang kewarung untuk melihat harga. Aku kebingungan dirumah Bagaimana aku harus memebeli sampho dengan uang seribu.Dasar pikiran anak- anak akupun tetap saja meminta uang pada ibuku meski hanya diberi duaratus rupiah aku kembali kebingungan dan aku nekad mengambil duaratus limapuluh rupiah dari kamar ibu juga. Setelah mendapatkan genap seribu empat ratus limapuluah aku segera berlari kembali ke warung Mas Ipung,dengan suara yang begitu nyaring keluar dari saku celana kecilku, karena memang uang ku receh seratusan dan lima puluhan. Akhirnya aku bisa membeli sampho yang aku inginkan. Aku segera membungkus meski tak kelihatan rapih dan kuletakakn di meja kamar ibuku. Ibuku yang sedang sibuk didapur ku panggil namun ibuku tak mengubris apapun. Aku pun tetap saja diam dan mencoba menunggu ibuku hingga ia masuk kekamar. Akhirnya Ia masuk kekamar dan dilihatnya bingkisan yang tergeletak di meja " Selamat Hari Ibu" tulisan yang masih beletotan itu yang dibaja oleh ibuku.
Yaa... hari itu memang hari ibu seperti halnya hari ini. Aku tidaklah tau sebenarnya perasaan apa yang Ia rasakan ketika aku memberikan bingkisan itu padanya, entah biasa saja atau senang. Memang sebuah kado tak akan dapat mengganti apapun kasih yang diberikan olehnya. Namun tetap saja senyum Ia pancarkan kepadaku saat menerima bingkisan itu. Orang yang begitu baik ,meski banyak hal yang saat ini selalu saja menjadi sebuah perdebatan dengannya, dan hingga saat ini masih saja belum ada sebuah benang merah. Tapi apapun juga aku akan menunjukkan kepadannya bahwa segalannya itu mungkin dengan sebuah perjuangan. Namun Meski aku yakin aku dapat meraih itu , hal itu tak akan dapat menukar dan mengganti apapun yang telah engkau berikan. Menukar 3 tahun menunggu aku di masa sekolah atau pun menukar kasih sayangmu menganti pwerban jahitan didahiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan coment disini!! Isikan nama anda dengan klik colom pada "beri komentar sebagai" Isikan pula URL/alamat blog anda