Sabtu, November 17, 2012

N 9910 D

12.30 sampailah Gembeler di Terminal Bayu Angga, Proboligga. Kita diturunkan di depan terminal dan jalan kaki masuk ke terminal. Gembeler mencari Bus jurusan Malang. Dan kembali lagi Bus Akas yang kita dapati. Tanpa lama-lama kita langsung masuk ke bus dan sekitar lima menit menunggu, bus pun berangkat.

Tidak seperti perjalanan Malang-Porbolinggo sebelumnya, perjalanan kali ini bener-bener bikin kita terpental ke-kiri ke-kanan tahan nafas dan terjedog kursi di depan kita. Supir AKAS kali ini ugal-ugalan!!. Alhasil kita tidak bisa tidur senyenyak waktu berangkat kemarin. Perjalanan hanya di isi dengan menolak dagangan para asongan yang serta merta menaruh makanan atau daganganya di pangkuan kita.

Karena ugal-ugalan, Meskipun jalanan macet Gembeler sampai di Malang lebih cepat meskipun kita terkadang harus berteriak karena sang sopir ngerim mendadak menghindari sesuatu di depannya. 

14.45 Gembeler kembali menjamah terminal Arjosari Malang. Croch Girl mengingatkan kembali Gembeler kalo kita harus mencoba “orem-orem”. Saat berangkat dari Terminal Arjosari ke Probolinggo Croch Girl melihat penjual orem-orem di sekitaran Arjosari. Kita pun memutuskan jalan kaki berharap bertemu dengan penjual orem-orem. Orem-orem adalah salah satu makanan khas Malang. Kita belum mengetahui bagaimanakan bentuk dari orem-orem sendiri. Sayang sayalala saat kita menulusuri sepanjang jalan di sekitaran Arjosari kita tidak menemukan penjual orem-orem yang Corch Girl.
Gembeler pun beralih pada list kuliner yang sudah kita tentukan sebelumnya. Dari peta kuliner yang kita lihat ternyata kawasan yang paling banyak menjual makanan khas Malang adalah di jalan S.Parman. Kita pun meninggalkan Arjosari dengan jalan kaki untuk menuju Jalan S.Parman. Sebelumnya Gembeler bertanya ke petugas SPBU di dekat terminal, dan mereka bilang kalo arah jalan S.Parman ke arah utara. Berjalan di tengah siang menjelang sore yang terik. Kita bener-bener merasa jalan yang dilewati sangat panjang dan tak juga putus. Gembeler Ngos-ngosan!!! Sesekali Gembeler mengelus mobil yang parkir di pinggir jalan dan membayangkan bisa duduk manis di dalamnya menuju Jalan S.Parman. Longok kanan-kiri tak ada angkot yang lewat jalan itu. Gembeler Ngos-ngosan!!!
Tiba-tiba... dari arah belakang ada mobil box putih yang berhenti di belakang kita. Kode dari supir mengisaratkan Gembeler untuk naik ke box belakang. Waaaaaaa!!!!! Apa??? Yups, sorak sorai dan ketawa ngekek pun keluar dari mulut Gembeler sembari berusaha naik ke mobil box.
Ngek-ngok di N9910
Seperti dipersiapkan untuk Gembeler, mobil box yang sedang mengangkut semacam almari bufet ini masih memiliki space yang lumayan untuk para Gembeler. Sopir menyakan mau tujuan mana. Dan Gembeler menjawab serentak “Jalan S.Parman!!!”. Gembeler pun duduk di belakang mobil box. Semilir angin menerpa setiap helai rambut dan jilbab Gembeler. Wuihh...heboh di atas box. Beberapa kali Corch Girl selalu nyeletus”kemana kita akan diculik?” Hmmmm berlebay nian si Corch Girl ini.


Sampai di bilangan Jalan S.Parman dekat dengan toko elektronik Suharto mobil box berhenti. Kita pun turun dan “makasih pak...!!!!” serentak lagi, Gembeler mengucapkan terima kasih pada pak sopir mobil box. Sekali lagi kita menemukan orang baik di Malang!!!! So cwieeetttt!!. Dan aku sangat ingat sekali N9910D, nomor polisi mobil box yang memberikan tumpangan pada kita.

Gembeler menentukan untuk membeli Cwie Mie terlebih dahulu. Alternatif Cwie Mie yang ada di Malang adalah Hot Cwie Mie, Cwi Mie Gang Jangkrik dan Cwi Mie Depot 51. Dari semua itu rekomen dari internet adalah Cwi Mie di Depot 51. Depot 51 ini berada di salah satu gang yang dekat dengan permpatan lampu merah dan masih dalam bilangan Jalan S.Parman. Gembeler pun jalan menyusuri Jalan S.Parman. Berasa lama sekali Gembeler menemukan perempatan lampu merah. Kita sempat terhenti di kawasan Glintung. Ternyata di kawasan ini merupakan tempat Pecel Glintung yang terkenal itu. Mengira depot 51 Cuma dekat dengan Kawasan Glintung ini, kita mengurungkan niat untuk membeli pecel tapi mengejar Cwie Mie terlebih dahulu.

Gembeler masih berjalan dan masih Ngos-ngosan dengan perut yang keroncongan. Setiap orang yang ditanya mereka selalu tidak bisa menjawab lokasi depot 51.
“Pak daerah Bilangan Jalan S.Parman sebelah mana ya?” Paimin bertanya.
“ini mas Jalan S.Parman!” bapak-bapak menjawab dan Paimin menyudahi pertanyaan.
Rata-rata setiap orang yang bertanya menjawab seperti itu. Dan usut punya usut ternyata Paimin mengira kata “bilangan” yang ditulis di petunjuk adalah nama suatu wilayah di Jalan S.Parman. Dubrak!!!~~~~
Setelah kita membaca keterangan dari list kuliner kita, ternyata Depot 51 tidak memasang plakat di depan warungnya sehingga memang sulit untuk mencarinya apalagi lokasinya berada di suatu gang.
Setelelah beberapa waktu berjalan, akhirnya Gembeler bertemu dengan perempatan lampu merah. Sebelum lampu merah kita sudah menemukan Hot Cwie Mie salah satu alternatif tempat membeli Cwie Mie di Malang. Tapi dasar Gembeler gila, tujuan kita tetap satu yaitu Cwie Mie di Depot 51 seperti rekomendasi dari list kuliner kita. Berjalan sedikit dari Hot Cwie Mie di situ kita melihat ada pos polisi dan ada dua orang Polisi yang sedang berjaga. Kita pun nyamperin pak Polisi.
“ Pak mau tanya, tau Depot 51 ga ya pak?”
“waduh itu apa?” Polisi menjawab
“warung Cwie Mie”
“Owww kagak kalau Cwie Mie setau saya ya di Gang Jangkrik sana” Polisi menjawab.
Mendengan jawaban Pak Polisi itu, Gembeler galau. Yang dicari Gembeler adalah depot 51 bukan Gang Jangkrik pula. Karena menurut cerita di list kuliner Gembeler, untuk bisa membeli Cwie Mie di depot ini terkadang harus bergantian antri tempat duduk saking ramenya. Kita pun berjalan kembali berharap menemukan depot 51. Baru beberapa langkah meninggalkan Pos Polisi, Gembeler berhenti di depan suatu gang. Terlihat ada rumah di dekat gang memiliki nomor 49, dan aku pun nyeletuk
”kalo rumah ni 49 berarti depot 51 satunya disebelahnya!!!”.
 Wakakaka, benar saja. Dari info pemilik warung klontong yang berada di sebelah rumah nomor 49 terjawablah sudah dimana letak Depot 51. Depot 51 bersebelahan dengan toko tersebut dan tau kah anda.?? Saat itu depot sedang TUTUP!!! Satu hal lagi yang perlu anda ketahui lokasi Depot 51 berada di belakang persis Pos Polisi!!!
di Perdaya Polisi..!!Hag..hag..hag (depotnya dibelakang polisi persis)
 Karena gagal menikmati Cwie Mie Depot 51. Gembeler pun beralih pada alternatif makanan berikutnya. Cwie Mie Gang Jangkrik!!!. Yups karena namanya yang sedikit nyentrik kita pun meninggalkan Depot 51 menuju Gang Jangkrik. Lokasi Gang Jangkrik gak begitu jauh menurut Pak Polisi hanya 500 meter. Gembeler pun berjalan dan akhirnya menemukan Cwie Mie Gang Jangkrik. Tapi baru berada di depan Gang Jangkrik, Gembeler merasa tidak tertarik masuk ke warung tersebut selain terlihat mahal warung juga menggantung daging yang menurut kita lebih mirip dengan daging Ngok-ngok. Jadi enggan lah kita masuk. Akhirnya Gembeler kembali memutuskan mencari alternatif lain. Gembeler memilih bakso khas Malang tapi di Warungnya Cak Man. Tertarik dengan Warung Cak Man karena disini bakso diolah dengan cara bermacam-macam termasuk dengan cara dibakar.

Dari list kuliner diketahui bahwa lokasi Warung Cak Man berada di depan Rumah Sakit Lavallete. Gembeler kembali berjalan kaki. Dari info seorang tuakng parkir di depan Gang Jangkrik diketahui bahwa Rumah Sakit Lavallete tidak begitu jauh. Akhirnya kita memutuskan untuk berjalan kaki kembali. Wuih...ternyata jauhnya lokasi Rumah Sakit Lavallete lumayan menguras keringat. Di perjalanan kita sempat bertemu dengan mobil box putih. Serta merta Gembeler teriak!! Huffffttttttttttttt!!! Teriakan semakin menyayat ketika kita melihat ada toko meubel disitu.”Jangan jangan..jangan jangan... itu mobil box yang kita tumpangi” celetuk Gembeler. Semakin mendekati mobil box teriakan gembeler berhenti. Nomor polisi mobil tidak sama dengan mobil box yang kita tumpangi lagi. Coba kalau sampai sama, betapa kecewanya kita karena meminta berhenti di Jalan S.Parman.
Belum sampai Rumah Sakit Lavallete, kita tertarik dengan bakso yang satu ini. Bakso President!! Sedjak 1977!!! Karena perut sudah keroncongan dan melihat ujung jalan menuju Lavallete sepertinya masih jauh kita memutuskan masuk ke Bakso president. Bakso President berlokasi di Jalan Rawas bersebrangan dengan rel kereta api. Sensasi yang didapat di warung bakso ini adalah adanya kereta api yang lewat saat kita makan bakso. Harga satu porsi bakso di warung ini bermacam-macam tergantung pemilihan isi bakso. Untuk bisa mendapatkan bakso di warung ini tidak mudah karena terkadang kita harus mengantri untuk mendapatkanya.
Bakso President!Yummyy..
15.40 kita sudah siap dengan bakso di depan meja. Lahap kita menyatap bakso. Bagaimanapun juga, rasa masakan dari daerah aslinya memang lebih top markotop and Ngeblasss abiss. Hmm yummmi...Satu lagi yang ku pesan di sana yaitu es campur. Untuk rasa es campurnya standar sekali mungkin kalau anda-anda pembaca pengen membeli es disana mending pilih es buahnya sadja.
16.00 Gembeler menjamak sholat Dzuhur dan Ashar. Usai sholat kita serta merta berencana pergi ke Kota Batu dan akan menghabiskan malam imlek di Kota Batu Malang. Untuk itu gembeler segera bergegas mencari angkot menuju Kota Batu. Wow apa lagi yang bakal Gembeler temui di Batu????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan coment disini!! Isikan nama anda dengan klik colom pada "beri komentar sebagai" Isikan pula URL/alamat blog anda