Rabu, November 14, 2012

Jangan Bilang Bilang

Pukul 11.00 atau sekitar setengah jam dari pusat kota Malang sampailah kita di Terminal Arjosari. Dari terminal ini kita akan naik bus ekonomi jurusan Probolinggo. Baru beberapa menit kelayapan di terminal Arjosari, Gembeler sudah mendapatkan bus yang akan menuju ke Probolinggo. Bus yang kita tunggangi adalah bus ekonomi AKAS.

Memasuki bus jangan berharap disambut AC yang sejuk. Namun bagi Gembeler panasnya bus akan membawa kita ke alam mimpi. Perjalanan hingga terminal Bayu Angga kita nikmati dengan tertidur pulas. Mungkin karena capeknya jalan puter-puter Kota Malang. Hampir sampai Probolinggo kita mulai terbangun.

Tahu asin, Tahu asin, Kacang...
Permen jahe anti masuk angin, permen minyak kayu putih..
Selain riuhnya  para pedaggang kaki lima ada juga para pedagang yang langsung menaruh daganganya di pangkuan kita.
Mungkin sudah hapal dengan muka muka gembel para gembeler beberapa pedagang memberikan penawaran yang berbeda saat sampai tempat duduk kita. Contohnya ketika pedagang bakso menawarkan bakso sausnya pada Paimin.
“Bakso...bakso...” penjual melirik Paimin.
Paimin tidak menjawab, bahasa tubuhnya menunjukkan penolakan.
“Mas di pegang aja juga boleh..” penjualnya nyletuk
Paimin hanya meringis.
Atau ketika Yeyek ditawarin Tahu Asin.
Kalo kali ini, bukan hanya boleh pegang, Si pedagang bilang, “ngutang juga boleh mbak”..
Hmmm Meringiss!!!! ~~~ singhhhhhhhh~~~
Memasuki Probolinggo hujan turun. Kita bahagia!. Karena payung yang sudah kita bawa sebagai bekal akan berfungsi. 

Eh tunggu dulu sebelum sampai stasiun Bayu Angga, usut punya usut ada Cewek ABG yang ternyata memperhatikanku sejak dari Arjosari Malang. Ini cerita si Yeyek kepada ku yang bilang kalo pas aku tidur atau pas aku memandang ke luar bus, cewek ABG itu selalu melihat ke aku. GeEr ga ketulungan guwe jadinye..!!! 

13.30 lebih sedikit kita sampai di Terminal Bayu Angga Probolinggo. Ketika turun bus ternyata cerita Yeyek memang benar. Meski sudah turun dari bus si cewek masi saja menaruh pandangan padaku. Tapi kita berjalan menjauh dari si cewek dan selesailah cerita “ABG Bercuri Pandang”.
Bayu Angga masih diguyur hujan rintik-rintik. Dari cerita bloger di internet setelah dari terminal Bayu Angga kita harus berganti angkutan yang biasanya berwarna biru muda. Clingak-clinguk sana sini tidak ada angkutan yang seperti itu, Aku bertanya tukang becak disana. Belum selesai bertanya sudah ada yang mengajak kita menuju depan terminal. Selalu saja negatif thingking yang muncul kalo ada orang yang mengajak dengan memaksa.

Menggunakan payung kita berjalan ke arah depan Terminal  Bayu Angga. Disisi kiri depan terminal sudah berjajar banyak colt-colt berwarna hijau muda. Kita masih dituntun bapak-bapak paruh baya untuk naik coltnya. Tetapi colt yang ditawarkan bapak ini tidak berwarna biru muda tetapi hijau tua. Kita semakin gamang!. Bapak-bapak tadi memeprsilahkan duduk di warung tempat sopir colt duduk. Ternyata kita harus menunggu colt tersebut sampai penuh alias ngetem dulu.
Gamang!! Gamang! Gamang!

Kita gamang di dalam warung tadi. Disebelah colt yang ditawarkan ke kita tersebut berjajar pula colt-colt yang warnanya lebih mirip seperti apa yang diceritakan di internet. Tapi apaboleh buat kita sudah seperti di dalam perangkap. Kita pun menanyakan harga ke sopir yang sedang merokok di warung. Bang Sopir menjawab 25 ribu sampai Cemoro Lawang. Mendengar jawaban itu aku cukup tenang, mengingat dari info di internet memang segitulah harga dari Probolinggo ke Cemoro Lawang.
Dalam kegamangan kita pasrah. Karena perut yang sudah mulai keroncongan kita pun memesan makanan di warung tersbut. Saya memesan soto ayam yang menurut saya sangat nikmat dengan rasa khas Jawa Timuran. Yeyek memesan pecel, Paimin memesan Nasi Campur seperti Croch Girl tapi dengan toping yang berbeda.
 Searah jarum jam: Nasi Campur, Warung di depan Terminal Bayu Angga, Colt yang Nganter ke Cemoro Lawang, Soto Probolinggo


Untuk satu porsi soto ayam dihargai 10ribu rupiah. Harganya memang sedikit lebih mahal bila dibandingkan soto di Jogja tapi porsi dan rasa khas Jawa Timurnya cukup worth it lah. Kalau nasi pecel Yeyek dihargai 8ribu rupiah dan Nasi Campur dihargai 10 hingga 15ribu tergantung toping yang dipilih.
Usai makan, kita masih terpaksa menunggu colt penuh penumpang. Hampir satu setengah jam kita ngobrol di warung depan Terminal Bayu Angga. Waktu yang lama tidak terasa karena selalu ada obrolan menarik antar Gembeler. Salah satunya mengenai cara-cara penjual menawarkan dagangannya ke kita tapi tidak pernah kita beli. Selesai makan, aku menyempatkan membeli batu batrei. Ternyata harga batu batrei di warung kelontong paling pojok tidak mahal alias lebih murah dibanding di Indomaret. Beruntung lagi deh Gembeler. Selisih dua ribu rupiah adalah suatu hal yang berharga karena bisa untuk membeli sebotol air mineral. Untuk persiapan Gembeler membeli perbekalan yang mungkin nanti tidak bisa ditemui di Cemoro Lawang. Kita membeli empat botol air mineral dan seplastik besar roti tawar. Satu botol air mineral di warung makan depan terminal ini cukup mahal yaitu dihargai 2500 rupiah. Jadi mending beli di warung klontong paling pojok yang hanya berjualan klontong. Mungkin disitu lebih murah terbukti harga roti tawar juga masih berada pada harga rata-rata yaitu 6ribu rupiah.

Sudah siap dengan perbekalan, kita masih tetap harus menunggu. Beberapa menit setelah perbekalan siap ada sekelompok orang dari Jember yang ternyata juga akan menuju Cemoro Lawang. Setelah sekelompok orang ini datang, sopir juga menawarkan sewa Hardtop. Kita pun juga ditawari Hardtop. Pikir kita, karena lokasi kita berada di Cemoro Lawang kita berniat untuk jalan kaki dari homestay menuju Bromo. Namun dari cerita beberapa orang, perjalanan dari Cemoro Lawang menuju Bromo lumayan jauh. Niat berjalan kaki pun kita urungkan.

Masih dalam proses tawar-menawar muncul lagi 4 orang dari Makasar yang juga berniat menuju Cemoro Lawang. 13 orang sudah yang akan menuju Cemoro Lawang, its mean colt sudah mencukupi untuk bisa berangkat. Namun sebelum tawar menawar Hartop selesai colt belum bisa berangkat.

Harga Hartop akan ditawarkan dengan harga 350 ribu per Hardtop. Setelah melewati penawaran biasanya akan turun menajadi 300 ribu.Sayang Gembeler hanya ber-4 yang artinya akan jadi lebih mahal kalo sewa satu Hardtop. Satu Hardtop bisa diisi dengan 6 orang. Selain menyewa per Hardtop bisa juga dilakukan sistem sharing. Maksud sistem sharing adalah dalam satu Hardtop tidak hanya diisi oleh satu kelompok tertentu tetapi juga diisi orang lain untuk memenuhi jatah tiap Hardtop atau dengan kata lain pembayaran dilakukan perorangan. Kalo dengan sistemn ini pada awalnya akan ditawarkan harga 100ribu per orang. Setelah melewati penawaran biasanya harga akan turun menjadi 85ribu.
Setelah melewati penawaran sengit. Kelompok dari Jember deal dengan harga 85ribu perorang. Kelompok dari Makasar juga deal dengan 85ribu per orang. Kelompok Gembeler sendiri masih galau dan belum menemui kata deal. Lama sekali kita belum memberikan keputusan. Mungkin sampai yang nawarin Hardtop bosen liat muka melas kita. Penawaran Gembeler pertama kali adalah 60ribu. Penawaran pertama ini hanya mendapatkan kernyitan dari sopir yang sepertinya bekerjasama dengan pemilik hardtop. 

Kita masih menawar harga hingga yang galau sudah bukan kita lagi tapi si pemilik hardtop. Dan setelah menambah beberapa nominal dari harga 60ribu itu pemilik hardtop kembali berdiskusi dengan sopir angkot tadi. Akhirnya dia membisiki kita sesuatu.
“Mas Oke, Deal segitu, Tapi jangan bilang sama Kelompok Sebelah”
“Deal Mas, oke! Sip Mas!, Kita menjawab dengan lantang!
“Tapi uang tolong dibayar sekarang, nanti ketauan mas sebelah” begitu kata mas pemilik hardtop
Kita saling lirik...~~~sighhhhhhhhh~~

Hampir setengah tiga sore, sopir menyalakan mesin angkot hijau tua yang berpakir di depan warung tanda angkot akan segera berangkat. Kita masih heboh dengan harga yang diberikan dan memberikan uang pembayaran. Selagi kita heboh Kelompok Jember dan Makasar berbondong-bondong masuk ke angkot. Finally,  kita harus berpuas duduk berempet-empet didekat pintu dengan dingklik, especially si Paimin. Wawawawa padahal kita yang nunggu angkot paling lama tapi yang dapet tempat duduk paling ga oke. Satu angkot ternyata diisi oleh 15 orang dan di kursi depan diisi oleh 3 orang anak kecil.
Taukah anda siapa 3 anak kecil tadi? Mereka adalah anak sekolah yang pulang kampung setiap akhir pekan. Hari itu hari Sabtu sehingga mereka pulang menuju kawasan Tengger. Ceritanya sekolahan di Tengger hanya sampai SD saja sedangkan untuk melanjutkan ke tingkat SLTP dan SLTA mereka harus bersekolah di Probolinggo. Sungguh perjuangan bukan. Awalnya Gembeler berfikir mereka melakukan aktivitas berangkat dan pulang sekolah dari Tengger ke Probolinggo setiap hari. Ternyata yang nglaju seperti itu hanya anak-anak yang tergolong mampu karena transportasi dari Probolinggo ke Kawasan Tengger tidak murah dan juga tidak mudah. Mereka biasanya nge-kost di Probolinggo dan pulang ketika akhir pekan.

Gembeler melow melihat anak itu dan berdoa semoga mereka sukses kelak. Tapi gak jadi melow pas liat mereka update status pake hape mereka lantaran dia ditaksir teman satu sekolahanya tapi ada yang cemburu...Hmmmm..

Paimin masih duduk di dingklik sampe seorang kakek turun dari Angkot di tengah perjalanan. Perjalanan lumayan mengocok perut. Tetapi terbayar dengan pemandangan di sisi kanan dan kiri jalan. Wonderful World!!

Pukul 17.00 kurang Gembeler sudah menjamah Cemoro Lawang.Perjalanan dari Terminal Bayu Angga Purbolinggo ke Cemoro Lawang sekitar 2,5 jam. Hujan gerimis turun menambah hawa dingin semakin dingin. Kita turun di dekat Hotel Cemoro Indah. Disitu kita tawar menawar homestay karena disekitaran hotel tersebut banyak terdapat homestay yang merupakan rumah warga yang disulap menjadi tempat penginapan.

Bersama Kelompok Jember dan Makasar kita menawar salah satu homestay yang terdiri dari beberapa kamar. Kelompok Jember sudah deal dengan mengambil dua kamar dengan harga 120ribu. Kelompok Makasar masih galau bersama kita karena kamar yang tersisa tinggal dua kamar. Karena Gembeler juga masih bingung dengan budget yang kita inginkan, akhirnya dua kamar yang tersisa diambil oleh Kelompok Makasar..

Gembeler terkatung katung!!! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan coment disini!! Isikan nama anda dengan klik colom pada "beri komentar sebagai" Isikan pula URL/alamat blog anda