Sabtu, Oktober 27, 2012

Pramek InAction : Pengantar Cerita Antara Jogja – Jawa Timur

Belum kenal Croch Girl, Paimin penasaran siapakah Croch Girl itu. Croch Girl ngikut perjalanan gila ini atas ajakan Yeyek. Sedangkan aku sudah pernah ketemu dengan Yeyek dua kali. Atas rekomendasi Ranger Pink bahwasanya Yeyek juga suka jalan Ngegembel, aku ngajak Yeyek Ngikut perjalanan setengah gembel ini. Sedangkan Croch Girl sendiri ngikut atas ajakan Yeyek. Yang saya sendiri pada awalnya gak tau kalo Croch Girl ikut, padahal dia adalah teman sekantorku.

Kita menyebut perjalanan ini setengah Ngegembel karena kita mengakui bahwa kita belum dinobatkan sebagai backpacker sejati dan belum bisa disebut sebagai gembel sejati pula. Perjalanan ini belum disusun secara jelas karena semuanya bersifat menyesuaikan. Itulah mengapa kita juga menyebutnya setengah ngegembel. Karena kita akan menyesuaikan dengan keadaan juga uang di kantong termasuk kemungkinan tidak ngegembel..he ngarep!!. Meskipun demikian, kita sudah menyusun beberapa alternatif tujuan kita sesuai kemungkinan cuaca yang tidak menentu.

Bulan Januari merupakan bulan yang masih terus disambangi oleh sang hujan. Sehingga kita juga memikirkan cuaca yang masih saja diwarnai hujan sepanjang hari. Alternati perjalanan kita ada tiga. Alternatif pertama adalah ketika cuaca diramalkan akan cerah. Apabila cuaca cerah meronah, maka kita akan menuju ke Bromo dengan rute Yogyakarta-Surabaya-Malang-Probolinggo-Bromo. Alternatif kedua adalah apabila cuaca di kisaran pesisir selatan Malang juga cerah meronah. Apabila cuaca cerah merona di kawasan pesisir maka kita akan merubah rute dari Yogyakarta-Surabaya-Malang-Sempu Island.

Alternatif terakhir adalah apabila kedua tempat tersebut mustahal dijelajahi. Apabila kedua tempat tersebut tidak mungkin dijelajahi maka kita hanya akan menikmati wisata antara Jogja-Malang-Batu Malang dengan menyewa sepeda motor di Malang. Persiapan untuk perjalan setengah gembel ini sudah aku lakukan dengan melakukan searching di internet tentang peta, rute, hotel dan tentunya kuliner khas Malang. Untuk Kulinernya kita memang membatasi hanya kuliner Malang saja karena namanya juga gembel, masak mau nyobain semua masakan di setiap tempat, bisa bokek dong. Dan alasan selanjutnya karena Malang terkenal dengan masakannya yang mantab. 

Tiga hari sebelumnya Paimin sudah memesan tiket di Stasiun Lempuyangan. Kita sudah dapat tiket dan mendapatkan tempat duduk. Bukan Gembeler kalo kita tidak memilih kereta ekonomi. Karena Loe-Gue Gaya, Kita memilih kereta “Gaya” Baru Malam Selatan tujuan Surabaya stasiun Gubeng. Ha..ga nyambung. Harga tiket untuk kereta ini adalah 33ribu rupiah. Kereta dijadwalkan berangkat dari Stasiun Lempuyangan pukul sembilan malam. 

Jumat, 20 Januari 2012, 20.30 aku dan Paimin membelah jalanan kota Yogya menuju stasiun Lempunyangan. Sedangkan Croch Girl dan Yeyek berangkat dari kost-nya masing-masing. Setelah menitipkan motor dengan tarif inap 4000 rupiah per hari aku dan Paimin bergegas masuk ke stasiun. Pukul sembilan malam kita sudah berkumpul di Stasiun Lempuyangan. Para Gembeler bertemu dan kita pun bersorai. Paimin, Croch Girl, Aku dan Yeyek bertemu dan menobatkan diri sebagai Gembeler di deket toilet stasiun Lempuyangan. 

Kita menunggu kereta di kursi tunggu didekat kursi pijat dan tempat charger hape seharga 3ribu rupiah. Sejenak menunggu kereta, kita sudah disibukkan dengan bauk sesuatu. Namun saking tak hentinya Gembeler bercerita dan saling mengenal satu sama lain(kan kita memang belum kenal begitu dekat waktu itu..iya kan..??) bauk sesuatu itu seakan seperti bau kasturi. 

Eek!!!~~~ sighhhhhhh!!! 

“Perhatian-perhatian kereta Gaya Baru Malam Selatan Jurusan Jakarta Suarabaya...bllala..blalalla.blala” dan Nguuk...ngukk.... kereta dari arah barat datang. Tak mau terulang kejadian gila, seperti apa yang ku alami saat akan naik Pramek ke Solo, aku wanti wanti pada para Gembeler dan menceritakan kejadian “Pramek in Action”. Dulu rencananya aku dan temen-temen akan menuju Solo untuk berwisata. Setengah Sembilan kita sudah menunggu kereta Pramek, kereta andalan para anker (anak kereta) Solo-Jogja.

Ngok..Ngok...Kereta datang dari arah timur. Wananya Hijau. Kita heboh dan segera berebut dengan orang-orang untuk masuk ke kereta. Semua sudah dapet tempat duduk. Heboh, ramai dengan sepuluh personel yang memenuhi hampir sepertiga gerbong. Perasaan ku tidak nyaman melihat kereta Pramek yang menurut sepengetahuanku selalu penuh, sedangkan hari itu sungguh lengang. Teman-teman masih heboh bercerita. Aku bertanya pada orang sebelah tempat dudukku.

“Pak ini kereta ke Solo?”tanyaku 

“bukan dek, Ini tujuan Kutoarjo”orang itu menjawab. 

Mampus!!! 

Suara peluit sudah terdengar dan kereta sudah segera berjalan. Pintu kereta sudah mulai menutup. Aku bergegas lari mengajak teman-teman keluar. Tapi sayang pintu kereta hanya bisa dijangkau oleh ku. 

Hups..aku berhasil keluar dari kereta yang sudah mulai berjalan itu. Sempoyongan aku menggapai lantai stasiun. Aku berhasil berdiri dan menghela nafas sejenak. Pandanganku tak lepas dari gerbong yang ditumpangi teman-teman. Dari kaca kereta kulihat temen-temen terdiam. Tanganya melambai padaku, berdirinya hanya sepertiga diantara berdiri dan duduk menyesuaikan tinggi kaca, mulutnya menganga dengan wajah tanpa ekspresi. Mungkin hanya suara “awwwhmmmm”...keluar dari mulut mereka. Kalaupun ini semua diseting dengan slow motion pasti tambah dramastis dan masuk kategori akting terdramatis di nominasi FFI. 

Aku melambaikan tangan sambil berlari mengikuti kereta yang terus melaju. Pontang-panting aku mengejar kereta dan didepanku sudah ada petugas yang membawa rambu-rambu untuk memberangkatkan kereta. Pak itu ke “Soloooooooooooooooo”....., Aku berteriak sekenanya. Kalau adegan ini di slow motion, pasti lebih keren lagi dibanding dengan ekspresi teman-teman di dalam gerbong yang hanya menganga. Dan tentunya aku akan masuk nominasi akting terheroik se-Indonesia Raya. 

Mendengar aku berteriak dan berlari sempoyongan petugas itu memasukkan peluit ke mulutnya dan menghembuskan udara keras-keras sambil memberikan kode ke arah gerbong paling depan. Priiiiiiiiiiiiiiiiiiitttt, mungkin air liurnya ikut keluar saking kerasnya suara peluit itu terdengar. 

Citttttttttttttttt.....Kereta berhasil berhenti meski hampir keluar dari stasiun. Semua orang di stasiun serta merta menunjukan pandangan pada kita. Pintu kereta segera dibuka paksa oleh petugas dan teman-teman keluar sambil mengehla nafas. Haaaaaaaaaaaaa. 

Semua orang heboh melihat kita. Beberapa gerombolan ibu-ibu menertawakan kita dan bilang” kalo mau ke Solo bareng kita, ibu-ibu yang sudah berpengalaman, kita mau ke Pasar Klewer”.Kita hanya nyengir! 

Hahahahaha...bodoh! 

Cukup!Satu Kali itu saja!! 

Oke kita kembali keperjalan Gembeler. Tak mau kejadian seperti diatas terulang lagi kita kembali mengecek tiket kita. Kita mendapatkan gerbong 1 dengan tempat duduk 15 B, 15 C, 15 D, dan 15 E. Kita masuk ke gerobong dan ternyata tempat duduk tersebut sudah diduduki oleh orang lain. Sedikit berdebat dengan nomor tiket tersebut. Akhirnya kita mengalah. Kita mencari tempat duduk lain dan kita mendapatkan nomor tempat duduk 4B, 4D, 3B dan 3D tak jauh dari tempat duduk kita yang seharusnya tapi dekat dekan toilet yang masih saja memberikan aksen bau yang mirip dengan bauk di deket tempat duduk di stasiun tadi. 

Eek..!!!~~~~~ 

21.40 kereta berangkat. Disitulah kita mulai bercerita. Masih belum heboh kita bercerita karena memang kita baru beberapa kali bertemu. Tapi disinilah cerita kita bakal di mulai..!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan coment disini!! Isikan nama anda dengan klik colom pada "beri komentar sebagai" Isikan pula URL/alamat blog anda