Sabtu, April 21, 2007

Dapet Surat Izin dan Sembuh Sakit Gigi

Kali ini, saat nulis postingan ini. Aku duduk di compie nomor I 067 tepatnya disisi sebaliknya dari I 066(tempat nulis postingan nyang pertama). Baunya meinta ampyun. Bukan karena lokasinya deket dengan toilet ataupun kursinya habis di-eek-in cicak, tetapi karena mas sebelah ini pake minyak wanginya begitu banyak kali. Baunya bener-bener bikin pusing.Masih jam 18.39 dan aku masih nungguin Hpnya adikku ini bergetar alias dapet miss-callan. Karena dengan adanya miss-callan itu berarti waktuku di SIC habis alias harus segera meluncur ke sekolahan adekku.


Tadi pagi menjelang siang aku telah berhasil mendapatkan surat izin dari walikota. Sedikit bersemangat lah sekarang buat penelitian. surat izin udah ditangan berarti tinggal penelitian. Insya senen pengen kenalan ma kepala puskesmas. Setahuku namannya BU Heti....semoga lancar lah...


Malemnya sebelum paginya...gigiku sakit minta ampun. Frekuensi sakit gigiku dalam setahun memang bisa dihitung alias jarang terjadi. Jumat malem kemaren adalah sakit gigiku yang pertama di tahun 2007 (keren bukan). Sebenernya bukan giginya sih yang sakit tetapi gusiku. Gusi pinggir tiba-tiba membengkak dan implikasinya(kata-katanya maz indi) menyebabkan gigiku ikut sakit. Emang sih gigku yang deket gusi ini berlubang, tapi gak pernah sakit lagi. Kata ibuku katanya gigi itu adalah peninggalan ke"jirehanku" waktu kecil. Gigiku sembuh pagi harinya, tentu saja sembuh dengan cara yang sangat tidak wajar alias menyakitkan. Aku memecah sendiri gusi yang bengkak itu hingga segal isinya keluar, berdarah-darah dan menyakitkan. Tapi setelah itu sakitnya berangsur hilang....


Waktu itu kira-kira kelas satu ato dua SD lah. Sehari sebelumnya aku sakit gigi ampe gak berangkat sekolah. Sehari selanjutnya sakit gigi mulai reda. Segera saja ibuku memutuskan untuk mencabut gigiku itu. Untuk wanti-wanti saja ibuku menyuruh Om ku juga ikut. Gak tau deh apa maksutnya. Dokter gigi yang dipilih adalah dokter gigi di jalan Kaliurang yang kalo sekarang mungkin sekitar deket dengan Gading Mas deh. Sesampainya disitu, seperti biasanya aku dipersilahkan duduk dikursi yang aneh yang setelah diputar aku jadi terbang keatas. Baru saja dokter ngomong, aku langsung berteriak sekencang2nya. Aku nangis.Segera deh aku lompat dari kursi yang cukup tinggi itu dan lari sekencang kencangnya. Genggaman tangan bapak dan Omku ternyata gak bisa membendung hasratku untuk berlari. Aku lari sampe sekitar jakal gitu. Pokonya sekitar depan kantor Suara Merdeka deh. Perasaanku saat itu adalah aku dikejar raksasa dengan alat pembedah, jarum suntik, jarum jahit, juga kapas dan pepaya busuk...Bapak dan Om jadi bingung ngejar aku dan tentunya menahan malu ngomong sama pak dokternya kalo nggak jadi cabut Gigi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan coment disini!! Isikan nama anda dengan klik colom pada "beri komentar sebagai" Isikan pula URL/alamat blog anda